Categories
Kulit

6 Perbedaan Warna Kulit Manusia dan Sejarahnya

Kulit manusia merupakan organ tubuh yang luar biasa dan unik. Kulit manusia seringkali berada dalam kondisi telanjang, berkeringat, sensitif namun kuat, dan memiliki banyak tingkatan warna. Kelenjar keringat yang berada pada kulit manusia mengeluarkan cairan berair yang dapat menguap dan menyejukkan tubuh saat cuaca sedang panas, dan bagian permukaan kulit yang lebih luar kaya akan protein keratin yang membantu kulit melawan gangguan fisik dan kimiawi sembari tetap sensitif akan sentuhan. Dari beberapa hal yang telah kami sebutkan di atas, pigmentasi kulit manusia merupakan hal yang paling menarik. Susunan warna yang ditemukan pada kulit manusia ternyata lebih banyak dari yang seringkali kita lihat pada spesies mamalia.

Orang dengan warna kulit terang maupun gelap mengalami perbedaan pada refleksi kulitnya, yaitu berhubungan dengan jumlah cahaya yang direfleksikan dari permukaan kulit. Perbedaan ini nampak mencolok dan telah menimbulkan pertanyaan selama berabad-abad lamanya akan betapa bervariasinya warna kulit manusia. Salah satu masalah dalam penelitian mengenai evolusi kulit manusia ini adalah ketiadaan barang bukti dari rekaman fosil yang ada. Kulit manusia akan lekas membusuk dan hilang setelah seseorang meninggal dan tidak meninggalkan jejak atau komposisi mengenai warna kulit mereka semasa hidup.

Baca juga: Cara menghilangkan belang di wajah – Cara menghilangkan kulit belang – Cara mengatasi kulit keriput pada wajah secara alami

Sekilas sejarah warna kulit manusia

Analis evolusi mengindikasikan bahwa kulit gelap seseorang merupakan kondisi keturunan bagi manusia modern dan hal ini senada dengan evolusi silsilah manusia di sub-Sahara Afrika (menurut penelitian nenek moyang umat manusia bertempat tinggal dan terpusat di daerah tersebut) yang intensitas ultravioletnya begitu tinggi. Nenek moyang manusia berekspansi dari sub-Sahara Afrika ke dataran Eurasia (Eropa) sekitar 1,9 juta tahun silam dan hal ini konsisten dengan rekaman fosil yang ada.

Kolonisasi dataran Eurasia ini diikuti dengan dua ekspansi besar populasi manusia lainnya ke luar Afrika menuju Eurasia sekitar 650,000 tahun dan 100,000 tahun silam. Seiring dengan tersebarnya manusia ke dataran Eurasia dan Pasifik serta Amerika (baru-baru ini), mereka mengalami paparan sinar ultraviolet yang beragam. Pola global akan variasi warna kulit manusia ini mengindikasikan evolusi adaptasi yang begitu cepat pada sinar ultraviolet akibat seleksi alam yang begitu intens.

Sehingga ada cakupan yang luas akan warna kulit manusia dan variasinya berhubungan dengan iklim, benua, dan budaya tempat ia tinggal. Paparan sinar matahari yang kurang dapat menyebabkan defisiensi vitamin D dan penyakit rakhitis (yang telah berhasil diatasi melalui pemberian nutrisi yang baik sejak awal tahun 1900an). Di sisi lain, kurangnya proteksi dari paparan sinar matahari pun dapat memberi pengaruh besar pada kesehatan manusia. Di Australia, misalnya, akumulasi kejadian kanker kulit hingga kini mencapai 50%.

Dari sudut pandang ilmu pengetahuan dasar, perbedaan warna kulit manusia menunjukkan adanya kesempatan tak terbatas bagi para ahli biologi, genetik, dan antropologi untuk memelajari lebih jauh tentang biogenesis dan pergerakan organ subselular, demi memahami hubungan antara keragaman genotip dan fenotip, sehingga dapat menginvestigasi lebih jauh mengenai asal usul manusia. Sekaligus memahami betapa kininya evolusi manusia terjadi akibat seleksi alam.

Baca juga: Cara memutihkan kulit secara alami – Cara Menghilangkan Wajah KusamCara merawat kulit supaya putih

Penyebab perbedaan warna kulit manusia

Warna kulit manusia di seluruh dunia bervariasi, mulai dari warna cokelat yang teramat gelap seperti pada orang Afrika, suku Aborigin di Australia, dan Melanesia. Hingga warna merah jambu (pucat) kekuningan seperti pada orang-orang Eropa bagian utara. Tidak ada manusia yang memiliki kulit mutlak berwarna hitam, putih, merah, atau kuning. Warna tersebut adalah yang biasa digunakan oleh orang awam namun tidak dapat merefleksikan realitas biologi seseorang.

Warna kulit dipengaruhi oleh keberadaan pigmen yang disebut dengan melanin yang dikontrol oleh paling tidak enam gen. Namun ada dua jenis yang diproduksi oleh kulit manusia, feomelanin (untuk kulit merah dan kekuningan) dan eumelanin (untuk kulit berwarna cokelat gelap dan kehitaman). Ditambah setiap individu memiliki jumlah dan ukuran partikel melanin yang berbeda. Dua variabel tersebut lebih penting dalam menentukan warna kulit ketimbang persentase perbedaan melanin. Pada kulit terang, warnanya juga dipengaruhi oleh sel darah merah yang mengalir dekat pada kulit. Pada kulit yang lebih gelap, warnanya dipengaruhi oleh kehadiran lemak di bawah kulit sekaligus adanya karotin, pigmen kulit yang berwarna merah keoranyean. Warna rambut juga dipengaruhi oleh kehadiran melanin ini.

Melanin biasanya terletak pada lapisan epidermis atau lapisan kulit terluar. Ia diproduksi pada dasar epidermis oleh sel khusus yang bernama melanocytes. Sel-sel ini memiliki reseptor fotosintesis yang dapat mendeteksi radiasi ultraviolet dari matahari dan sumber lainnya. Sebagai respon dan ultraviolet tersebut, mereka memroduksi melanin setelah beberapa jam terpapar sinar.

Baca juga: Cara merawat kulit agar tetap sehatManfaat coklat untuk kulit – Jenis-jenis kulit wajah

Alam telah menyeleksi manusia yang memiliki kulit gelap di daerah yang menurut garis lintang memiliki iklim tropis, terutama pada area yang tidak memiliki hutan sehingga sinar ultraviolet yang berasal dari matahari intensitasnya begitu tinggi. Melanin berfungsi sebagai pelindung untuk mencegah kerusakan akibat sinar matahari yang dapat menyebabkan DNA berubah dan berujung pada melanoma (kanker kulit). Melanoma merupakan ancaman yang serius. Di Amerika Serikat sendiri ada kurang lebih 54.000 orang yang terkena kanker agresif ini setiap tahunnya dan 8.000 di antaranya meninggal. Mereka yang memiliki kans tinggi untuk terserang kanker kulit adalah orang Eropa-Amerika di mana risiko terkena kankernya 10 kali lebih tinggi ketimbang orang Afrika-Amerika.

Macam-macam warna kulit di seluruh dunia

Skala von Luschan membagi warna kulit manusia ke dalam 36 kategori, lantas skala ini disederhanakan oleh Fitzpatrick yang membaginya ke dalam enam kategori saja. Skala ini merupakan klasifikasi skema warna kulit manusia yang dikembangkan oleh Thomas B. Fitzpatrick pada tahun 1975 untuk mengestimasi respon jenis kulit yang berbeda pada sinar ultraviolet. Skala ini kerap digunakan sebagai alat dalam penelitian dermatologi terkait pigmentasi pada kulit manusia.

Berikut adalah daftar keenam kategori dalam skala Fitzpatrick:

1. Tipe 1

Warna kulit sangat terang dan cenderung pucat. Orang-orang yang memiliki kulit tipe ini disarankan untuk tidak berjemur di bawah matahari atau sebisa mungkin menghindari paparan sinar matahari karena radiasi ultraviolet yang disebabkannya akan berdampak sangat intes pada kulit mereka. Orang-orang dengan jenis kulit ini akan mudah mengalami sunburnt dan memiliki risiko 10 kali lebih besar untuk terserang kanker kulit.

2. Tipe 2

Warna kulit putih menuju kuning langsat. Meski dampak sinar ultraviolet pada mereka tidak seintens seperti pada tipe 1, namun masih ada kesempatan bagi mereka untuk mengalami sunburnt dan sebaiknya menghindari terlalu sering berada di bawah paparan sinar matahari. Sinar ultraviolet A dari matahari dipercaya akan berinteraksi dengan asam folat yang dapat mengganggu kesehatan kulit.

3. Tipe 3

Warna kulit kuning langsat menuju sawo terang. Orang-orang dengan tipe kulit ini masih rentan akan masalah kulit yang mudah terbakar akibat berlama-lama di bawah sinar matahari. Meski tidak separah kedua tipe sebelumnya, disarankan untuk memberikan perlindungan pada kulit bila memang ingin berjemur dan “menghitamkan” kulit di bawah sinar matahari.

4. Tipe 4

Warna kulit sawo matang. Masalah kulit yang terjadi akibat sinar ultraviolet pada tipe kulit ini cukup jarang terjadi, namun bukan tidak mungkin. Sehingga mereka yang memiliki banyak aktivitas di luar ruangan dan harus terpapar sinar matahari begitu lama disarankan untuk menggunakan sunscreen.

5. Tipe 5

Warna kulit cokelat gelap. Mereka ini memliki konsentrasi melanin yang tinggi sehingga dapat melindungi dirinya sendiri dari sinar ultraviolet dan kanker kulit. Sehingga (hampir sama dengan tipe kulit 6 di bawah ini) mereka justru memiliki kebalikan risiko dari kulit tipe 1 dan cenderung aman berada di bawah paparan sinar matahari begitu lama.

6. Tipe 6

Warna kulit cokelat gelap menuju hitam. Orang-orang dengan tipe kulit ini tidak pernah mengalami sunburn karena kebanyakan dari mereka memang berasal, lahir, dan tinggal di daerah yang memiliki intensitas sinar matahari begitu tinggi, seperti yang telah kami sebutkan di awal-awal artikel.

Baca juga: Cara menghilangkan wajah kusam – Cara menghilangkan kulit bersisik – Cara memutihkan badan dengan baking soda

Gangguan Pigmentasi Kulit

Pigmentasi yang tidak merata atau semacamnya juga terjadi pada sebagian orang, tidak peduli apa latar belakang bioetnik atau warna kulitnya. Warna kulit dapat nampak lebih terang atau lebih gelap dari biasanya, atau bisa juga tidak memiliki pigmen sama sekali. Akan ada area kulit yang nampak berbercak, tidak merata warnanya, ada area yang berwarna kecokelatan hingga keabu-abuan, serta bintik-bintik (freckles). Gangguan pigmentasi kulit biasanya terjadi karena tubuh memroduksi terlalu banyak melanin atau justru terlalu sedikit.

1. Depigmentasi

  • Albinisme

Beberapa jenis albinisme hanya memengaruhi kulit dan rambut, namun jenis albinisme yang lain memengaruhi kulit, rambut, dan mata. Bahkan di beberapa kasus hanya mata yang terkena albinisme. Hal ini dikarenakan mutasi genetik yang diwariskan oleh orangtua yang memiliki bawaan gen tersebut dan mewariskannya pada anak mereka. Pada dasarnya setiap anak memiliki kans menjadi albino sebanyak 25%, sedangkan 75% memiliki kulit dengan pigmen normal.

  • Vitiligo

Vitiligo merupakan kondisi yang menyebabkan depigmentasi pada bagian-bagian kulit tertentu. Hal ini terjadi akibat melanocyte mati atau gagal menjalankan fungsinya. Penyebab vitiligo belum diketahui hingga saat ini, namun peneliti mengatakan bahwa bisa jadi autoimun, genetik, stres oksidatif, masalah saraf, atau karena virus. Kejadian vitiligo hanya berkisar antara 1%. Individu yang terkena vitiligo kadang juga mengalami gangguan psikologis akibat penampilan mereka.

2. Hiperpigmentasi

  • Melasma: kulit menggelap.
  • Kloasma: kulit mengalami diskolorasi akibat perubahan hormon yang disebabkan oleh kehamilan, pil KB, atau terapi pengganti estrogen.
  • Solar lentigo: titik-titik hitam (atau cokelat tua pada orang yang cenderung berkulit terang) pada kulit yang diakibatkan oleh proses penuaan dan paparan sinar matahari. Hal ini umum terjadi pada orang dewasa yang sering berada di bawah sinar matahari.

Baca juga: Cara mencegah kulit terbakar – Cara meratakan warna kulit tangan – Cara merawat kulit kombinasi

Kesimpulan yang dapat kami paparkan dari tulisan di atas adalah (1) pigmentasi kulit merupakan hasil evolusi akibat seleksi alam dan merupakan salah satu contoh terbaik akan evolusi yang terjadi pada tubuh manusia. Warna kulit merupakan alat yang tepat untuk mengajarkan dan sepatutnya digunakan untuk mengajarkan perihal evolusi. Dan (2) tone kulit yang nampak sama sebenarnya telah berevolusi beberapa kali dalam sejarah manusia, sehingga sebenarnya tidak tepat bila warna kulit dikaitkan dengan ras tertentu dan hal ini dapat dijadikan sarana untuk memahami bahwa rasisme sebenarnya dapat dihilangkan dengan pemahaman akan evolusi warna kulit manusia ini.

Artikel terkait: